Serba Serbi

Patung Biawak Raksasa Karya Rejo Arianto: Ketika Seni Tiga Dimensi Bertemu Jiwa Lukisan

entertainment.fin.co.id - 29/04/2025, 14:00 WIB

Patung Biawak, Rejo Arianto. Image (Istimewa).

fin.co.id - Di Desa Krasak, Kecamatan Selomerto, Wonosobo, sebuah patung raksasa menjulang setinggi tujuh meter, mencuri perhatian siapa pun yang melintasi jalur utama Wonosobo–Banjarnegara. Bukan sekadar karya seni biasa, patung biawak ini menjadi simbol dari ketekunan dan daya jelajah kreatif seorang seniman bernama Rejo Arianto.

Patung tersebut memang telah lebih dulu mencuri perhatian publik. Namun, kejutan belum berhenti di situ. Baru-baru ini, Arianto kembali hadir di lokasi, bukan untuk sekadar berpose di depan karyanya, melainkan membawa kanvas dan kuas—melukis langsung di hadapan patung raksasa yang ia ciptakan sendiri. Aksi ini bukan semata tontonan, melainkan bentuk lanjutan dari perjalanan artistik sang seniman.

"Ini sebagai pelengkap karya saya," ujar Arianto, saat ditemui di sela proses melukis. "Karya itu ketika sudah jadi, bisa direspon lagi. Ternyata menarik, dari tiga dimensi menjadi dua dimensi."

Ia pun menyulap nuansa patung biawak itu ke dalam lukisan setinggi dua meter. Bekerja di bawah terik matahari selama empat jam, Arianto tidak mengeluh sedikit pun. Hanya panas yang ia sebut sebagai tantangan. Selebihnya, semuanya mengalir sebagaimana seharusnya.

Advertisement

Melukis memang bukan hal baru bagi pria lulusan ISI Solo ini. Dunia dua dimensi adalah habitat awalnya sebagai pelukis. Justru membuat patung, seperti patung biawak ini, merupakan sesuatu yang relatif baru dalam perjalanannya. “Kalau disiplin ilmu saya itu di lukis. Tapi saya tidak ingin membatasi diri hanya melukis, jadi saya juga membuat karya lain,” katanya. Patung biawak ini menjadi karya ketiganya dalam dunia seni patung.

Aksi melukis di depan publik ini bukan sekadar ekspresi artistik, tetapi juga aksi sosial. Hasil lukisan yang ia buat rencananya akan dilelang, dan dana yang terkumpul akan didonasikan. "Untuk lelang, rencananya akan dimulai dari Rp 1 juta," ujarnya. Sebuah langkah yang menunjukkan bagaimana seni dapat menjangkau makna yang lebih luas, bukan hanya keindahan, tapi juga kepedulian.

Bagi masyarakat yang menyaksikan langsung, momen ini terasa istimewa. Mereka rela berpanas-panasan demi melihat sang seniman beraksi di depan patung biawak yang kini menjadi ikon lokal. Ada kebanggaan yang tumbuh, melihat seniman dari daerah mereka mengangkat nilai seni lokal ke tingkat yang lebih tinggi, bukan hanya dari segi bentuk, tapi juga dalam semangatnya berbagi.

Lebih dari sekadar monumen, patung biawak karya Rejo Arianto kini menjadi jembatan antara bentuk dan makna, antara seni rupa dan aksi nyata. Dan dari tangan yang sama, lahir pula lukisan yang memberi dimensi baru pada karya tersebut—menegaskan bahwa dalam dunia seni, batas hanyalah tantangan yang menunggu untuk dijelajahi.

FIN
Penulis
-->