Serba Serbi

Kisah Legenda Sepasang Naga Hingga Ritual Bersih Desa Setiap Jumat Pon Bulan Ruwah, di Balik Telaga Sarangan yang Kini Dipagar

entertainment.fin.co.id - 30/06/2024, 18:48 WIB

Kondisi Telaga Sarangan sebelum dipagari (FIN/Sigit Nugroho)

Telaga Sarangan Dipagar Hingga Timbulkan Kontroversi, Kementerian PUPR Buka Suara 091727

Telaga Sarangan Dipagar Hingga Timbulkan Kontroversi, Kementerian PUPR Buka Suara 091727

Kisah Legenda Sepasang Naga Hingga Ritual Bersih Desa Setiap Jumat Pon Bulan Ruwah, di Balik Telaga Sarangan yang Kini Dipagar
Telaga Sarangan Dipagar Hingga Timbulkan Kontroversi, Kementerian PUPR Buka Suara 091727

fin.co.id - Pro kontra soal Telaga Sarangan dipagar terus menjadi perbincangan di kalangan warganet. Kementerian PUPR sendiri melalui Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Bengawan Solo telah mengonfirmasi soal pemagaran tersebut.

Memang, tak semua pihak setuju dengan pemagaran Telaga Sarangan tersebut. Namun jika menilik alasan di balik pemagaran itu adalah demi keamanan dan keselamatan pengunjung, tentu kita harus memakluminya.

Namun demikian, mungkin diantara kita tidak banyak yang mengetahui kisah legenda di balik Telaga Sarangan yang kini dipagar tersebut. Tentu saja, kisah legenda itu diceritakan secara turun temurun. Percaya atau tidak, tergantung bagaimana kita menyikapinya.

Dari kisah turun temurun yang diceritakan warga sekitar, Telaga Sarangan memiliki kisah mitos yang berkaitan dengan sepasang suami istri yang bernama Ki Pasir dan Nyi Pasir. Ya, asal usul Telaga Sarangan berasal dari kisah suami istri tersebut.

Baca Juga

Kisah ini bermula ketika Ki Pasir dan Nyi Pasir menemukan telur besar saat mencari kayu untuk membangun rumah. Karena kelaparan, mereka memutuskan untuk memasak dan memakan telur tersebut. Namun, setelah memakan telur, mereka merasa panas dan gatal di seluruh tubuh. Untuk meredakan rasa tidak nyaman tersebut, mereka lalu melompat ke dalam kubangan air.

Hal aneh pun terjadi, Ki Pasir dan Nyi Pasir berubah menjadi sepasang naga dan mulai berenang mengelilingi kubangan tersebut. Perlahan, kubangan tersebut menjadi semakin luas dan akhirnya dikenal sebagai Telaga Sarangan. Anak mereka, Joko Lelung, kebingungan mencari orang tuanya.

Dikisahkan oleh Sunarto, Kepala Lingkungan Desa Sarangan, bahwa Ki Pasir dan Nyi Pasir berpesan melalui mimpi agar tidak dicari lagi keberadaanya.

"Lalu ada suara gaib seolah memberi pesan kepada si Joko Lelung agar tidak usah mencari ayah dan ibunya. Karena Ki Pasir dan Nyi Pasir sudah kembali ke alam baka," jelas Sunarto, dikutip dari YouTube Trans7 Lifestyle, Minggu 30 Juni 2024.

"(Dalam suara gaib itu) Cuma pesan pada suatu nanti seiring perkembangan zaman, setiap Jumat Pon, bulan ruwah (Sya'ban) supaya diperingati kegiatan bersih desa. Alhamdulillah sampai sekarang bersih desa tersebut dilaksanakan," tambah Sunarto.

Baca Juga

Dulunya Telaga Sarangan juga dikenal sebagai Telaga Pasir. Telaga ini memiliki luas 30 hektar dengan kedalaman 28 meter.

Jauh sebelum dikenal sebagai destinasi wisata unggulan Kabupaten Magetan, Telaga Sarangan sudah menjadi tempat favorit warga Belanda yang tinggal di Magetan. Kabar tentang keindahan Telaga Sarangan menyebar luas, bahkan sebelum Indonesia merdeka. Setelah kemerdekaan, berbagai fasilitas penunjang wisata dibangun untuk memperindah kawasan ini.

Demikian kisah di balik Telaga Sarangan yang kini dipagar. Apakah Anda tertarik untuk berwisata kesana? (*)

Sigit Nugroho
Penulis