Film n Musik . 14/06/2025, 13:36 WIB
Penulis : Tuahta Aldo | Editor : Tuahta Aldo
fin.co.id - Dunia perfilman Indonesia tengah diramaikan oleh konflik internal, antara Badan Perfilman Indonesia (BPI) dan penyelenggara Festival Film Indonesia (FFI) 2025.
Kisruh ini bermula dari hilangnya logo BPI dalam materi promosi FFI 2025, yang beberapa waktu belakangan telah diunggah di media sosial.
Dalam unggahan ulang poster resmi FFI 2025 yang dibagikan melalui Instagram Story milik BPI, ketidakhadiran logo organisasi itu memicu pertanyaan besar.
BPI pun langsung merespons tegas dengan memilih mundur dari tanggung jawab sebagai penyelenggara FFI, serta menyebut tindakan tersebut sebagai bentuk pengkhianatan.
"Terima kasih, logo BPI sudah ditiadakan. Dengan ini kami mencabut SK Komite FFI. Dan terhitung sejak logo FFI 2025 diluncurkan, BPI tidak lagi bertanggung jawab atas penyelenggaraan FFI. Ini adalah bentuk pengkhianatan. Salam sinema," tulis BPI dalam unggahan Instagramnya.
Melihat keributan ini, sutradara ternama Joko Anwar tak tinggal diam. Melalui media sosialnya, ia menyampaikan pendapat pedas namun diplomatis.
"Pertama, kerja sama dengan kepolisian. Kedua, posting baper begini. Ada sesuatu yang salah sama kepengurusan Badan Perfilman Indonesia saat ini. Kalian sehat, BPI?" tulis Joko Anwar dalam Instagram Story.
Pernyataan Joko ini mempertegas bahwa konflik antara lembaga film ini bukan sekadar masalah administratif, tetapi mencerminkan ketegangan yang lebih dalam soal arah dan kepentingan perfilman nasional.
Meski kini FFI 2025 tengah ramai menjadi perbincangan, seluruh pihak yang bertanggung jawab atas FFI belum memberikan klarifikasi resmi.
PT.Portal Indonesia Media