Film n Musik . 09/10/2025, 21:23 WIB
Penulis : Tuahta Aldo | Editor : Tuahta Aldo
fin.co.id - Siapa bilang film animasi Indonesia nggak bisa bersaing di panggung global ?? Buktinya film animasi Jumbo kini resmi tayang di 40 negara.
Setelah mencatat rekor sebagai film Indonesia terlaris sepanjang masa, Jumbo kini menapaki level baru, yakni go international.
"Jumbo kami bangun dengan economi runway yang panjang agar proses kreatifnya matang. Kreator butuh waktu untuk menciptakan sesuatu yang relevan lintas generasi," ungkap Angga.
Negara-negara dari berbagai belahan dunia mulai dari Asia Tenggara, Timur Tengah, Amerika Latin, hingga Rusia sudah masuk dalam daftar distribusi.
Yang menarik, ini bukan angka sembarangan. Pada Juni 2025 lalu, distribusi Jumbo baru diumumkan ke 17 negara.
Tapi dalam waktu singkat, angka ini melonjak drastis jadi 40 negara. Beberapa negara bahkan sudah lebih dulu menikmati petualangan sang karakter utama.
Negara yang sudah tayang terlebih dahulu diantaranya,seperti Rusia, Belarus, Uzbekistan, Kyrgyzstan, Singapura, UEA, Vietnam, dan Taiwan.
Saatnya Film Animasi Tanah Air Unjuk Gigi
Walaupun genre horor masih jadi favorit di kalangan penonton Indonesia dengan dominasi 55 persen, ternyata genre animasi dan drama juga punya tempat tersendiri.
Masing-masing film tersebut meraih 17 persen peminat, sehingga ini jadi bukti bahwa film animasi punya potensi besar untuk terus tumbuh, bahkan bersaing dengan genre yang lebih populer.
Kini film Jumbo sudah membuktikannya, nggak hanya sukses di dalam negeri, tapi juga menjadi ikon kebangkitan animasi Indonesia di mata dunia.
Cerita Lokal Tembus Film Internasional
Menurut Angga Dwimas Sasongko, CEO Visinema sekaligus produser Jumbo, salah satu kunci keberhasilan film ini adalah kekuatan cerita yang dekat dengan nilai keluarga.
Selain itu, film ini juga dibalut dalam pendekatan naratif yang emosional dan universal.
"Industri film nasional sedang tumbuh pesat, tapi yang penting bukan hanya mengikuti tren, melainkan membangun cerita yang punya napas panjang, kami percaya film bukan sekadar produk akhir, tapi medium untuk mendistribusikan cerita," kata Angga.
PT.Portal Indonesia Media