Tan Peng Nio merupakan anak dari Jenderal Tan Wan Swee. Menurut sejarah, Tan Wan Swee berselisih pendapat dan melakukan pemberontakan yang gagal terhadap Kaisar Qian Long (1711-1799) dari Dinasti Qing.
Tan Wan Swee menitipkan putrinya Tan Peng Nio kepada sahabatnya, Lia Beeng Goe, seorang ahli pembuat peti mati dan ahli bela diri.
Setelah pemberontakan itu gagal, Tan Peng Nio menjalani pelarian bersama Lia Beeng Goe ke Singapura. Kemudian berpindah ke Sunda Kelapa (kini Jakarta).
Pada tahun 1741, terjadi sebuah huru-hara yang terkenal dengan nama Geger Pecinan. Saat itu, terjadi pembantaian terhadap etnis Tionghoa oleh tentara VOC.
BACA JUGA:
- Jadi Cawapres Ganjar, Megawati Sebut Mahfud MD Pendekar Hukum
- Pendekar Pagar Nusa Bertarung dalam Kejuaraan Nasional
Raden Ayu Tan Peng Nio dan suaminya KRT Kolopaking III alias Sulaiman Kertowongso-fin/diolah-
Saat pembantaian terjadi, Lia Beeng Goe dan Tan Peng Nio mengungsi ke arah timur hingga tiba di Kutowinangun, Kebumen, Jawa Tengah. Di sana mereka bertemu Kiai Honggoyudho yang mahir membuat senjata.
Ketika terjadi peperangan selama 16 tahun (1741-1757) atau dikenal sebagai Perang Kuning oleh Pangeran Garendri. Tan Peng Nio dikabarkan ikut bergabung dengan 200 tentara yang dibentu KRAT Kolopaking II.
Mereka dikirim untuk ikut membantu pasukan Garendri. Saat itu, Tan Peng Nio dikabarkan menyamar sebagai prajurit laki-laki.
Pada abad ke-18, semasa berjuang dalam Perang Geger Pacinan, Tan Peng Nio berkenalan dengan KRT Kolopaking III alias Sulaiman Kertowongso.
Keluarga Kolopaking adalah keluarga bangsawan yang berkuasa di wilayah Banyumas, dekat perbatasan Jawa Barat.
Setelah perang berakhir dengan Perjanjian Giyanti, Tan Peng Nio menikah dengan Sulaiman Kertowongso atau KRT Kolopaking III.
Dia diberi gelar Raden Ayu sebagai bagian dari keluarga bangsawan Jawa yang menetap di Kutowinangun, Kebumen.
Dari pernikahannya, mereka dikaruniai dua orang anak. Yaitu KRT Endang Kertowongso dan Raden Ayu Mulat Ningrum.
Tan Peng Nio menetap di Kebumen hingga akhir hayatnya. Dia dikebumikan di Desa Jatimulyo, Kecamatan Alian, Kebumen, Jawa Tengah.